PERGAULAN BEBAS




Hari kasih sayang yang sering kita sebut Valentine’s day memang telah lewat namun justru di hari itulah banyak bentuk pergaulan remaja yang sebenarnya tidak baik. Tentu kita semua sudah pernah mendengar tentang pergaulan bebas. Berbagai sumber yang ada di sekitar kita pastilah pernah membahas tentang masalah ini.
Saya merasa prihatin dengan kondisi pergaulan remaja masa kini. Semakin hari sikap dan tindakan para remaja semakin mencerminkan lunturnya budaya timur yang dahulu kala dipegang teguh oleh para pendahulu. Menurut saya, salah satu penyebab pergaulan bebas adalah lemahnya kontrol atas diri sendiri ketika berada dalam koridor kenikmatan jasmani. Tentulah sikap seperti ini sangat merugikan apalagi remaja adalah tumpuan bangsa ini. Sejauh mana bangsa ini akan berkembang, akan ditentukan oleh sikap remajanya.
Sebenarnya, pergaulan bebas ini sudah hampir menjadi style bagi sebagian remaja. Selain karena kurangnya pengawasan dari orang tua, adanya media yang menyediakan fasilitas yang menjurus ke koridor pergaulan bebas juga menjadi penyebab pergaulan bebas.
Tempat hiburan malam adalah salah satu lokasi di mana pergaulan bebas ini terjadi. Banyaknya tawaran yang mengasyikkan membuat remaja semakin memilih untuk berada di tempat ini. Bahkan di sinilah narkoba beredar bebas. Bagaimana mungkin bangsa ini maju jika para generasi mudanya tidak mampu membangun pondasi yang kokoh untuk memajukan bangsa. Bagaimana mungkin bangsa ini maju jika para generasi mudanya sudah menjadikan pergaulan bebas menjadi budaya hidup.
Sekadar berbagi, penulis ingin berbagi pengalaman tentang pergaulan bebas sejauh apa yang saya ketahui. Saya pernah berkenalan dengan seorang gadis di sebuah tempat hiburan malam. Dia menceritakan bahwa di masih seorang siswi di salah satu smu favorit. Dia menceritakan bahwa dia bisa terjerumus dalam lembah pergaulan bebas karena ingin lari dari kenyataan bahwa orang tuanya sibuk dengan diri dan tugas mereka masing-masing. Dia akhirnya mencoba mencari kesenangan sendiri untuk menghilangkan rasa jenuh dan gundah yang dia rasakan.
Remaja di kota makassar pun tak lepas dari pergaulan bebas ini. Club-club malam adalah pilihan terbaik ketika masalah dan rasa gundah menghadang dalam hidup. Seakan-akan remaja tak ingin berlarut-larut dalam masalah dan segera mungkin menemukan kesenangannya. Di kota ini, saya pernah berkenalan dengan seorang remaja dan mencoba mengajaknya share tentang apa yang dia lihat dari pergaulan remaja di kota ini. Dia menceritakan bahwa ada temannya yang hamil di luar nikah. Karena temannya itu masih di SMA dan malu untuk mengandung, ia akhirnya memilih untuk mengaborsi janin yang telah dikandungnya. Bukankah ini suatu tindakan yang sangat ironis? Bukankah janin selayaknya dijaga dan dirawat untuk kemudian menjadi insan yang bisa tercerahkan? Sungguh, nilai-nilai kemanusiaan telah diinjak-injak di atas kesenangan semata. Apakah para remaja yang melakukan aborsi ini tidak pernah tahu tentang hak asasi? Ataukah hati nurani mereka telah buta? Padahal secara jelas dalam Sepuluh Perintah Allah pada hukum kelima dikatakan bahwa: ‘Jangan membunuh’. Pada dasarnya mengaborsi sama dengan membunuh.
Jika ditinjau lebih jauh lagi, kita dapat mengatakan bahwa kurangnya pemahaman remaja akan ajaran agama, dapat mengakibatkan terjerumusnya remaja ke pergaulan negatif. Oleh karena itu, sebaiknya sejak dini, seorang anak hendaknya sudah dibekali dengan ajaran agama yang cukup untuk mengahadapi kehidupan di dunia ini yang penuh dengan tantangan.
Masa prapaskah telah ada di depan kita. Masa ini mungkin bisa menjadi titik balik pergaulan remaja untuk menjadi lebih baik. Dan bagi kita semua, masa ini adalah masa yang baik bagi kita untuk mengintrospeksi diri kita.
Jangan pernah takut, banyak jalan untuk membendung pergaulan bebas agar kita tidak terjerumus di dalanya. Salah satunya dengan rajin mengikuti kegiatan keagamaan agar pondasi iman semakin kuat. Pondasi yang kuat akan membentengi diri dari pengaruh negative yang bisa saja masuk ke dalam diri kita.


PENULIS: PAUL LPR

1 comment:

Renungan Harian Katolik said...
This comment has been removed by the author.