AKSI DONOR DARAH KMK UNHAS MAKASSAR

Hari Minggu, tepatnya 27 Februari 2011, KMK UNHAS kembali mengadakan kegiatan. Kali ini kegiatan yang diadakan adalah kegiatan sosial yakni aksi donor darah yang diadakan di Gereja Kare. Aksi donor darah ini diselenggarakan oleh pihak panitia bekerjasama dengan pihak Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Makassar dan didukung oleh Paroki Kare. Awalnya kegiatan ini dijadwalkan akan dimulai pada pukul 09.00, tepatnya setelah Misa pagi. Akan tetapi teman-teman KMK UNHAS memang masih memegang teguh dan menghargai budaya leluhur sehingga seperti biasa, aksi donor darah ngaret sengaretnya sampai jam 10 lewat. Ckckck. Hebat yaH…

Setelah lama menunggu akhirnya kegiatan aksi donor darah pun dimulai. Yah, walaupun tidak banyak umat yang berpartisipasi namun ternyata masih ada sejumlah yang mau ikut berpartisipasi mendonorkan darahnya. Tentunya anak-anak KMK UNHAS turut mendonorkan darahnya dalam kegiatan ini. Anak-anak KMK UNHAS sangat bersemangat karena ternyata pihak PMI telah menyiapkan konsumsi untuk teman-teman yang sudah mendonorkan darahnya. (ini sebenarnya untuk memulihkan tenaga mereka yang mendonor, tetapi malah banyak yang niat donor karena kepengen dapat kue. Hahaha.)

Kira-kira pukul 2 siang, kegiatan donor darah ini pun akhirnya selesai dengan hasil yang cukup memuaskan. Pihak PMI pun puas karena memperoleh tambahan persediaan darah; pihak panitia puas karena kegiatab berjalan lancar; dan teman-teman yang turut membantu puas karena bisa makan gratis.

Akhirnya aksi donor darah selesai. Semoga setiap tetes darah yang telah disumbangkan dapat menyelamatkan nyawa sesama kita.

ANTARA PERASAAN DAN KEBENARAN: MENCOBA MENDENGAR DAN MEMAHAMI SEBELUM BERTINDAK

Ada sebuah cerita mengenai seorang Jenderal besar Perancis: NapoleoBoneparte, ketika ia sedang berperang di Timur Tengah. Pada saat itu, Perancis berhasil merebut kota Jaffa dan juga menawan 1200 orang Prajurit Turki. Ketika itu pula Napoleon sedang terserang influenza dan batuk berat. Dan pada saat Napoleon melakukan inspeksi terhadap pasukan dan tawanan, ia berniat untuk membebaskan 1200 orang prajurit Turki yang ditawan itu. Ketika ia selesai melakukan inspeksi, ia kemudian terserang batuk dan berkata: Ma Sacre Toux..!! (Batuk Sialan). Namun seorang Perwira pendamping Napoleon mengira ia berkata: Massacrez Tous (Bunuh Semua). Dan tanpa pikir panjang, Perwira itupun langsung memerintahkan seluruh Prajurit untuk membunuh semua tawanan. Dan jadilah, nyawa 1200 orang tawanan Turki yang sedianya akan dibebaskan, melayang sia – sia, hanya karena batuk Sang Jenderal dan telinga seorang Perwira yang Error.

Itulah kira – kira yang menjadi gambaran bagaimana salah pengertian dapat berakibat sangat fatal bagi kita. Namun banyak dari kita semua yang cuek akan kebenaran yang sesungguhnya. Kita lebih sering berpegang pada pendapat diri sendiri, dan dengan berkoar – koar mengumandangkan itu sebagai sebuah kebenaran mutlak. Nanti setelah terjadi sesuatu yang buruk, barulah kita sadar bahwa apa yang kita pegang selama ini ternyata salah. Kita sudah terbiasa mengabaikan bukti – bukti yang ada, entah karena salah persepsi ataupun disengaja demi kepentingan diri. Jika kita terus membiasakan diri seperti ini, maka akan menyebabkan tumpulnya hati nurani dan kebiasaan mempertahankan pendapat yang tidak punya bukti (yang dalam bahasa Makassar disebut “Sotta’”) akan menjadi sebuah Trade Mark dalam hidup kita.

Memang harus diakui, banyak orang yang malas untuk mengikuti apa yang benar (sekalipun mereka tahu bahwa itu benar) karena jalan yang benar merupakan jalan yang sulit. Tuhan Yesus sendiri menggambarkan bagaimana untuk mengikut Dia kita harus menyangkal diri dan memikul salib (bdk Mat. 16:24), maka tidak heran kalau banyak yang Tidak Sanggup untuk berada pada kebenaran, dan memilih mempertahankan pandangan diri yang “lebih enak” dengan merekayasa berbagai macam alasan yang hanya akan menambah dosa. Contoh kecil: sanggupkah kita melakukan tindakan tegas kepada teman kita yang terbukti melakukan kesalahan,.?, disinilah terjadi pertentangan antara “Perasaan” dan “Kebenaran”. Jika kita seorang Katolik yang baik, pastilah kita akan memilih Kebenaran. Namun harus diakui ini memang adalah pilihan yang sulit, seperti kata sebuah pepatah: “Memang dibutuhkan kekuatan yang besar untuk melawan seorang musuh, namun dibutuhkan kekuatan yang jauh lebih besar lagi untuk melawan seorang sahabat”, tetapi sekali lagi kita dihadapkan pada dua pilihan: mau ikut teman.? Atau mau ikut Tuhan.?. Tuhan memberikan kepada kita kehendak bebas untuk memilih, namun ingatlah pertanggungjawaban kita nanti ketika Ia datang untuk kedua kali.

Ada juga orang yang berbuat demikian karena ketidaktahuannya akan kebenaran itu. Oleh sebab itu, janganlah kita bosan dan malas dalam mencari sebuah kebenaran. Sebagai orang Katolik, kita memiliki 3 pilar kebenaran iman, yaitu Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium. Hendaknya kita memanfaatkan dengan baik ketiga hal ini agar kita dapat melaksanakannya. Sebab tidak mungkin seseorang dapat melaksanakan sesuatu tanpa tahu apa yang mau dilaksanakan. Maka seharusnya kita mencari tahu terlebih dahulu, barulah dilaksanakan. Sebab iman yang kita yakini sekarang merupakan sebuah Proses Pengetahuan.

Tetapi bagaimana mau mengetahui kebenaran iman kalau Alkitab saja tidak pernah dibaca, jarang mengikuti doa atau ibadah, dan tidak pernah mau ambil bagian dalam suatu pelayanan. Orang – orang seperti inilah yang kemungkinan akan mengembangkan pandangan diri menjadi suatu kebenaran mutlak, sebab ia tidak tahu bagaimana kebenaran yang sesungguhnya. Maka adalah kewajiban kita semua untuk mengetahui dan memahami kebenaran itu terlebih dahulu sebelum melaksanakannya, dan janganlah kita melakukan tindakan tanpa memiliki dasar kebenaran ataupun kebenaran yang direkayasa demi gengsi dan kepentingan.

Oleh sebab itu marilah bersama – sama kita meninggalkan kepentingan diri dan mencari kebenaran yang sesungguhnya lewat pelayanan dengan kasih setia dalam Roh dan Kebenaran. Serta berani belajar untuk menyangkal diri dan memikul Salib walaupun berat, Sehingga kita tidak menjadi seperti perwira dalam cerita di atas yang salah mendengar pesan Sang Jenderal, melainkan sebaliknya, kita menjadi seorang yang mampu mengartikan dengan benar dan melaksanakan pesan dari Pemimpin Besar kita, Tuhan Allah Tritunggal Maha Kudus.*

Ditulis Oleh: APRILIAN VINSENSIUS TIMANG (SIPIL '07)

BULETIN LIGHT G' EDISI XIII

Masa PrapaskaH! Hmm, sudah beberapa pekan kita maknai. Apa yang didapat? Tentunya setiap dari kita punya pendapat dan pengalaman masing-masing donk. Bukan begitu? Pastimi begitu. Oiya, bagaimana puasa dan pantangnya? Kabarnya baik-baik sayang kan? Eh salah, maksudnya baik-baik saja. Wuah, wajib donk dijaga dan dimaknai. Dan, tak terasa minggu Paskah semakin dekat. Asyikkk, bisa dapat telur paskah lagi. Hehehe.. :) MKKB banget.

Buletin LIGHT G’ hadiR lagi ke ruang baca KMK-ers. Pasti menunggu kan? Apalagi kalo yang masukin tulisan dan ngirim ‘esemes’. Iya kan? Mengaku mi gang. Pasti deg-degan toh? Susi bang seperti. Hahaha. Gimana dengan edisi-edisi sebelumnya? Keren kan? Pastinya donk. Yah, semoga aja ada yang bisa menjadi inspirasi untuk melakukan hal-hal yang baik pastinya.

Redaksi LIGHT G’ selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk KMK-ers. Setiap edisi pun kami akan selalu berusaha untuk melakukan perubahan demi mewujudkan KMK UNHAS for better future. Dukungan ta’ samua ditunggu. Mariki’ Cappo’.

Akhir kate niH, Selamat membaca...